Rabu, 10 Agustus 2016

Istana Air Tamansari Jogja

Dalam histori kerajaan jawa terlebih di sekitaran provinsi Yogyakarta (jogja) tidak dapat dilepaskan dari yang bernama kerajaan mataram islam, yang sekarang ini lebih di kenal dengan keraton Yogyakarta serta Keraton Surakarta. Nah, menceritakan mengenai jogja jadi tidak dapat dipisahkan dari kehadiran penciptaan arsitektur yang begitu bagus di sekitaran keraton Jogja, terkecuali bangunan Keraton sendiri ada juga bangunan yang menarik, orang-orang umum menyebutnya dengan Tamansari.



Tamansari adalah satu komplek systematis yang semakin banyak menonjolkan artistik di bagian kolam serta air. Hal yang sama saat Petualang jalan di sekitaran Sumur Gemuling (Gumuling) di mana nilai artistik pada bagunan itu semakin banyak memberikan segi kesejukan air.


Pagar Istana Air Tamansari

Tamansari lalu banyak dikatakan sebagai Istana Air (water castle) yang lantaran nilai arsitektur serta kekhasan pada lekukan bangunan serta air yang terisi dikolam kolam. Dalan sejarahnya yang di sampaikan oleh sebagian orang sebagai guide Istana Air Tamansari mengatakan kalau Taman ini dipakai oleh Raja Mataram (Jogja) untuk lakukan mandi pada bebrapa bln. spesifik. Ada sedikit kemistikan yang berlangsung di sekitaran ruang kolam saat itu. Saat Raja akan masuk ke Istana Air Tamansari jadi disambut dengan musik gamelan yang dilagukan dari bangunan-bangunan kecil di kanan serta kiri yang ada di depan Istana Air Tamansari. Lantas ada upacara spesifik untuk menyongsong Raja serta beberapa orang yang akan masuk ke Istana Air Tamansari.


Taman di Tamansari Jogjakarta

Istana Air Tamansari ini di bangun saat pada th. 1758-1769 oleh Raja Mataram (Jogja) yang bernama Sultan Hamengku buwono I. Meskipun keadaannya tidak sama dengan saat Istana Air Tamansari ini di buat, tetapi keadaannya tetap masih terbangun serta masihlah terlihat beberapa besar yang dapat jadi lambang kekhasan serta artistik dari bangunan itu. Bangunan-bangunan yang masihlah tersisa umpamanya Sumur Gemuling (Gumuling), Gedhong Gapura Hageng (Hageng = besar) didekat pintu masuk, Umbul Pasiraman (yang saat ini ada kolam-kolam saat pertama masuk), Gedhong Gapura Panggung (Kolam yang ada bangunan kembar di segi kanan serta kiri berekatan dengan kolam), serta sebagian bangunan yang akan menuju ke Sumur Gemuling yang saat ini jadi tempat untuk orang-orang jogjakarta. Dahulu, pada Istana Air Tamansari serta Sumur Gemuling adalah taman-taman yang indah serta sejuk, tetapi saat ini cuma tersisa taman kecil yang ada di paling belakang Istana Air Tamansari.


Pemandian Beberapa Raja di Tamansari

Meskipun tidak seindah serta sesejuk saat dahulu kala Istana ini di buat, tetapi kekhasan serta artistik dari bentuk bangunan Tamansari dapat mengasyikkan untuk di nikmati. Cuaca yang panas tak jadi masalah, terlebih saat lihat kolam-kolam air yang beri kesegaran serta menyejukan seakan memanggil untuk selekasnya berendam. Tetapi lantaran memanglah Istana Air Tamansari ini adalah bangunan cagar budaya, tak akan diijinkan untuk beberapa Petualang nyegur serta berendam. Istana Air Tamansari begitu cocok untuk jadikan alternatif penambahan saat menginginkan menyusuri Jogja untuk lihat keindahan serta kekhasan Jawa dijamannya sampai saat ini.

Bila berpetualang hari ahad, tips-nya yaitu datang pagi ke Istana Air Tamasari lantas jalan sebagian mtr. ke arah belakang menuju Sumur Gumuling. Nah, sebelumnya jam memberikan jam 10. 00 am silahkan untuk selekasnya bertandang ke Keraton Jogjakarta untuk lihat tari serta iringan musik gamelan yang mengugah rasa, bila bisa dinilai jadi tari serta musik di keraton Jogja dapat dinilai sepuluh plus (10+). Terkecuali gerakan tarian yang begitu bagus, juga tabuhan musik gamelan yang bikin pendengarnya untuk tetaplah terdiam nikmati.


Pintu masuk ke kolam Tamansari

Untuk menuju Istana Air Tamansari Yogyakarta petualang memanglah butuh ekstra berkendara terlebih untuk yang belum pernah sekalipun berpetualang di Jogja. Istana Air Tamasari terdapat di Jalan Taman sekitaran 10 menit dari keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, untuk yang lewat jalur barat (Jakarta atau Kebumen) dapat menuju jalan lingkar barat (Ring Road Barat namun bukanlah menuju jalan ini, cuma melalui) sesudah lewat Jalan Wates lantas lurus menuju jalan RE Martadinata – Jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan – Belok kiri menuju Jalan Nyai Ahmad Dahlan – lurus Jalan Ngasem – belok kiri Jalan Taman. Bila dari Magelang atau Semarang, dapat lewat jalan Magelang kearah selatan melalui Jalan Tentara Pelajar – Jalan Letnan Jendral Suprapto – belok kiri ke arah jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan – Jalan Nyai Haji Ahmad Dahlan – Jalan Taman. Bila dari arah timur atau Surakarta atau Klaten dapat lewat Prambanan ke arah barat menuju pertigaan Janti (naik ke jalan layang) belok kiri ke arah Ring Road Timur – Jalan Kusumanegara – Jalan Sultan Agung – Jalan Nyai Ahmad Dahlan. Atau dari jalan Janti (Jogja Expo Center) ke arah Jalan Ngeksigondo – Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan mentri Supeno – Jalan Kolonel Sugiyono lurus ke Jalan Sutoyo belok kanan ke jalan gading (ada gapura plengkung/1/2 lingkaran) melalui alun-alun selatan – Jalan Taman.

Harga ticket masuk ke Istana Air Tamansari cukup terjangkau untuk beberapa Petualang, untuk sekali masuk dipakai ticket Rp. 5. 000, - belum termasuk juga parkir kendaraan lewat pintu depan, terkecuali Petualang masuk dari sumur gemuling cuma membayar parkir saja tetapi mesti jalan sekitaran 1kilometer. Bila petualang membutuhkan ‘guide wisata’, di Tamasari beberapa orang yang bekerja jadi guide informasi tur, umumnya mereka menanti ada di depan pintu gerbang masuk Istana Air Tamasari. Untuk cost penambahan umumnya sekitaran Rp. 25. 000, - (guide tur umumnya katakan seadanya tanpa ada menyebutkan besaran yang mereka minta).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.